Photobucket

rss

Sentra Evangelisasi Pribadi (SEP) - St. Yohanes Penginjil Surabaya

SEP akan dimulai lagi pada tanggal 22 Maret 2010
Misa Pembukaan akan diadakan pada tanggal 25 Maret 2010
Keterangan mohon hubungi : +6231 - 5043462
Info lebih lanjut: http://www.sepsurabaya.com

PhotobucketWadah untuk belajar melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus

Jumat, 17 September 2010

Mengapa Maria Yang Dipilih ?

Rm 8 : 28 – 30 ; Luk 1 : 1 – 16, 18 – 23

Yang Pertama karena Maria meng amin-i dan meng iman-i
Maria saat itu belum bersuami, masih bertunangan dan sudah menjadi tradisi Yahudi, walaupun mereka sudah bertunangan tetapi mereka masih belum boleh bersama – sama, meskipun hanya berjalan bersama saja tidak diperkenankan, apalagi kalau sampai hamil diluar nikah hukumannya adalah rajam.
Coba kita renungkan bagaimana perasaan Maria saat itu, apakah Maria tidak takut dengan situasi dan kondisi, hamil diluar nikah serta apalagi bukan dari Yusup tunangannya, apa kata Yusup nanti ?
Tetapi Maria tidak ada perasaan takut sama sekali karena Maria meng-amini apa yang Tuhan kehendaki, karena Maria sangat mengetahui kehendak Allah, Maria percaya kepada rencana Allah, maka itu Maria bisa mengamini apa yang akan Tuhan kerjakan bagi dirinya.

Roh Kudus yang bekerja dalam diri Maria yang memberikan keberanian mengamini dan mengimani. Persoalan dari banyak kita, kita tahu Tuhan merancangkan yang baik buat kita, kita tahu Tuhan sudah menyediakan hari depan yang penuh harapan, rancangan damai sejahtera, tetapi ketika situasi dan keadaan tidak seperti yang tidak kita harapkan apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika anak-anak kita bertumbuh tidak sesuai dengan harapan kita, apakah kita berani mengamini dan mengimani ?
Ketika kehidupan keluarga kita tidak seperti yang kita rencanakan, ketika pasangan hidup mulai macam - macam, ketika ada masalah dengan pekerjaan, atau ada masalah dengan keuangan, apakah kita berani mengamini dan mengimani seperti Maria ?

Satu hal kenapa Maria begitu percaya kepada Tuhan dan berani mengamini, karena Maria bergaul erat dengan Allah, sehingga Maria tahu benar apa yang Allah kehendaki untuk dia lakukan, Maria tahu benar bahwa apa yang dikerjakan Allah selalu mendatangkan kebaikan,Maria tahu benar bahwa Allah turut bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28), Maria tahu benar bahwa dia harus tunduk pada otoritas Allah serta membiarkan Allah yang memimpin seluruh kehidupannya.

Bagaimana kita hidup hari - hari ini ? Apakah kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah, Apakah kita sudah menyediakan waktu untuk menjalin hubungan dengan Allah secara rutin ? Kalau kita sudah mempunyai hubungan yang baik dengan Allah kitapun akan mengetahui apa yang Allah kehendaki untuk kita lakukan, dan kita akan berani mengamini dan mengimani seperti Maria. Amin.

Sumber : http://hidupygdiurapi.blogspot.com/"
Read more...

Jumat, 14 Mei 2010

Melalui Sesama Tuhan Memproses Kita

Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. (Ams 27 : 17)

Dalam perjalanan hidup untuk tetap bertahan dalam kebenaran merupakan perjuangan seumur hidup, tidak jarang kita mengalami sikap atau perkataan dari sesama yang dapat membuat kita sakit hati atau kecewa. Kalau kita tahu bahwa segala peristiwa yang kita alami dalam hidup ini bukanlah kebetulan, maka kita akan dapat menyikapi dengan kasih, dan ini membutuhkan kerendahan hati agar kita dapat menerima dengan hati yang penuh syukur.

Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa menyadari dan mempunyai pikiran yang positip atas peristiwa – peristiwa yang kita alami. Sehingga kita akan selalu menyikapi dengan pikiran yang jernih dan hati yang penuh cinta agar sikap atau perkataan yang keluar dari diri kita baik adanya dan tidak menyakiti sesama.

Sebagai manusia kita tidak mampu menghadapi semua ini dengan kekuatan kita sendiri, oleh Karena itu hendaklah kita memohon bantuan rahmat-Nya yang akan memberikan kita kemampuan dan kekuatan di dalam DIA. Sehingga apapun yang kita alami melalui sesama, kita akan tetap dapat melakukan kebenaran. Karena kita tahu bahwa besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya, artinya melalui sesama Tuhan akan membuat kita supaya semakin hari semakin kuat, dan melalui sesama yang Tuhan pakai untuk membentuk kita agar kita semakin bertambah kepercayaan melalui iman kita di dalam DIA.

Tuhan terima kasih, untuk kasih karunia-Mu yang Kau berikan kepada aku, sehingga memampukan aku untuk tetap melakukan kebenaran dalam segala peristiwa hidupku. Karena melalui sesama Engkau akan membentuk aku semakin kuat dan agar aku memiliki iman yang tidak tergoyahkan. Amin

Sumber : http://hidupygdiurapi.blogspot.com/"
Read more...

Rabu, 05 Mei 2010

Devosi kepada Santa Perawan Maria: "Rosario adalah doa yang penuh kuasa bagi perdamaian"

VATIKAN CITY (CNS) -- Rosario adalah doa yang penuh kuasa untuk perdamaian, untuk keluarga, serta untuk merenungkan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus, demikian kata Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostolik yang baru diterbitkannya.

Sementara memuji mereka yang dengan setia berdoa rosario dengan merenungkan peristiwa-peristiwa seperti yang biasa dipakai selama ini, paus juga menganjurkan tambahan lima “peristiwa cahaya” - yaitu masa perutusan Yesus di hadapan orang banyak - untuk lebih menekankan fokus rosario pada Kristus.

Paus Yohanes Paulus II menandai peringatan 24 tahun pelantikannya sebagai paus pada tanggal 16 Oktober dengan menandatangani surat apostolik “Rosarium Virginis Mariae” (“Rosario Santa Perawan Maria”), pada saat mengadakan audiensi umum mingguan.

Bapa Suci memaklumkan Tahun Rosario hingga bulan Oktober mendatang, serta meminta setiap orang untuk berdoa rosario dengan lebih sering, dengan penuh cinta dan dengan pemahaman bahwa doa rosario akan mempersatukan mereka dengan Bunda Maria serta menghantar mereka kepada Yesus.

Kelima peristiwa baru yang dianjurkan Bapa Suci adalah:

Yesus Dibaptis di Sungai Yordan
Yesus Menyatakan Diri-Nya dalam perjamuan nikah di Kana
Yesus Mewartakan Kerajaan Allah serta Menyerukan Pertobatan
Yesus Dipermuliakan
Yesus Menetapkan Ekaristi

Paus Yohanes Paulus II juga mengungkapkan cintanya yang istimewa akan doa-doa Maria dan menyampaikan saran-saran bagaimana umat beriman dapat berdoa rosario dengan lebih baik.

“Rosario telah menyertai saya di saat-saat suka dan di saat-saat duka,” tulisnya. “Dalam rosario saya selalu menemukan penghiburan.”

Hanya selang dua minggu setelah pengangkatannya sebagai Bapa Suci pada tahun 1978, ia mengatakan, “Sejujurnya saya mengakui: Rosario adalah doa favorit saya.”

Dan, katanya, “mengenang kembali segala kesulitan yang juga menjadi bagian dari pelaksanaan tugas perutusan saya, saya merasa perlu untuk menyampaikan sekali lagi, sebagai suatu undangan yang hangat kepada siapa saja untuk mengalami secara pribadi bahwa: Rosario sungguh `meningkatkan irama hidup manusia', dan menjadikannya selaras dengan `irama' hidup Tuhan sendiri.”

Bapa Suci meminta bantuan setiap orang untuk menanggapi “krisis rosario” yang ditandai dengan kelalaian mengajarkannya kepada anak-anak serta keragu-raguan -yang didukung oleh beberapa teolog- bahwa rosario itu kuno, takhyul atau pun anti-ekumene.

Terutama setelah “serangan yang mengerikan” tanggal 11 September 2001, paus mengatakan: menggairahkan kembali doa rosario merupakan sumbangan umat Katolik yang amat berharga bagi perwujudan perdamaian dunia.

Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario memberi “rasa damai bagi mereka yang mendoakannya,” membimbing mereka untuk memandang wajah Kristus dalam diri sesama, untuk peka terhadap kesedihan serta penderitaan sesama, serta membangkitkan kerinduan untuk menjadikan dunia “lebih indah, lebih adil, lebih selaras dengan rencana Tuhan.”

“Sekarang ini, saya hendak mempercayakan diri kepada kuasa doa rosario …. sebagai sumber damai di dunia dan sumber damai dalam keluarga,” tulisnya.

Rosario, kata paus, adalah dan akan selalu merupakan doa dari dan bagi keluarga.

Mendaraskan doa rosario bersama-sama dalam keluarga akan mempersatukan mereka dengan Keluarga Kudus, membawa harapan-harapan serta persoalan-persoalan mereka kepada Tuhan, serta memusatkan perhatian mereka kepada gambaran kehidupan Kristus, dan bukannya gambar televisi, katanya.

Berbicara tentang praktek doa rosario, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa rosario mengulang-ulang doa yang sama dengan tujuan merenungkan serta memusatkan pikiran, dan bukannya mendatangkan kejenuhan.

Pertama-tama, katanya, biji-biji rosario janganlah dipandang sebagai “barang jimat,” tetapi sebagai sarana untuk melambangkan “perenungan serta usaha terus-menerus untuk mencapai kesempurnaan Kristiani.”
Biji-biji rosario juga dapat “mengigatkan kita akan begitu banyaknya persahabatan dan ikatan persatuan serta persaudaraan yang mempersatukan kita dengan Kristus.”

Peristiwa-peristiwa rosario, meskipun bukan pengganti bacaan Kitab Suci, haruslah menghantar pikiran kita kepada Kristus dan kepada peristiwa-peristiwa lain dalam hidup-Nya, demikian kata paus. Sebagian orang mungkin akan merasa tertolong dengan gambar atau ikon Kitab Suci dari peristiwa yang sedang direnungkan, atau setidak-tidaknya, dengan menggambarkan peristiwa -peristiwa tersebut dalam pikiran mereka.

Paus Yohanes Paulus II juga menganjurkan agar umat membaca ayat Kitab Suci yang berhubungan dengan peristiwa yang direnungkan, bukan sebagai sarana untuk mengingat kembali informasi yang ada, “tetapi untuk mengijinkan Tuhan berbicara.”

Seringkali terjadi, pada waktu berdoa rosario, kata paus, umat beriman lupa bahwa bagian penting dari suatu doa kontemplasi adalah keheningan; karenanya baik pada waktu mendaraskan doa rosario secara pribadi atau pun bersama-sama dalam suatu kelompok, dianjurkan untuk berhenti sejenak dalam keheningan setelah suatu ayat dibacakan.

Sementara sepuluh Salam Maria dalam suatu peristiwa merupakan “elemen paling penting” dalam rosario, paus meminta umat beriman untuk lebih memperhatikan pendarasan doa Bapa Kami dan Kemuliaan, doa-doa yang menghantar umat kepada Allah Bapa dan kepada Allah Tritunggal.

Bapa Suci menganjurkan bahwa jika rosario didaraskan dalam suatu kelompok, Kemuliaan sebaiknya dinyanyikan “sebagai suatu cara untuk memberikan penekanan yang pantas kepada Tritunggal Mahakudus yang amat penting dalam semua doa Kristiani.”

Paus Yohanes Paulus II juga meminta umat beriman untuk sekali-kali berhenti serta memandang salib yang tergantung pada rosario mereka.

“Hidup dan doa umat beriman berpusat pada Kristus,” tulisnya. Sama seperti Rosario, “segala sesuatu berasal dari Dia, segala sesuatu menghantar kita kepada Dia, segala sesuatu, melalui Dia, dalam persatuan dengan Roh Kudus, menuju kepada Bapa.”

Rosario itu doa yang fleksibel, katanya. Ujud-ujud doa khusus dapat diucapkan pada akhir setiap peristiwa; sebagian dapat dinyanyikan; sebagai penutup, berbagai kelompok yang berbeda dalam usia, budaya serta etnis dapat memilih doa atau lagu-lagu Maria yang sesuai.

Terutama ketika berusaha menghidupkan doa rosario bagi anak-anak, beberapa penyesuaian juga diperkenankan, katanya: “Mengapa tidak mencobanya?”

Oleh : Cindy Wooden Catholic News Service, 16 Oktober 2002

Sumber : "Rosary is powerful prayer for peace, pope says in apostolic letter" by Cindy Wooden; Catholic News Service; Copyright (c) 2002 Catholic News Service/U.S. Conference of Catholic Bishops; www.catholicnews.com

Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Catholic News Service
Read more...

Devosi kepada Santa Perawan Maria: Mengapa Berdoa Rosario?

Santa Maria Doakanlah Kami

Apa itu doa? Doa ialah berbicara dengan Tuhan; mengangkat hati serta pikiran kita kepada Tuhan. "Doa adalah kunci Surga." - St. Agustinus

Mengapa kita berdoa? Kita berdoa agar kita dapat masuk Surga. St. Agustinus mengatakan: “Sama seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa makanan, demikian juga jiwa kita tidak dapat hidup secara rohani tanpa doa.” St. Alfonsus mengatakan: “Ia yang berdoa, diselamatkan; ia yang tidak berdoa, celaka!” Doa sangat besar kuasanya. (Yak 5:16-18, 2Raj 20:1-6).

Siapa yang berdoa? Yang berdoa ialah orang yang ingin berbahagia selamanya bersama Tuhan di surga.

Kapan kita berdoa? Kita berdoa senantiasa, siang dan malam.

Di mana kita berdoa? Kita berdoa di rumah, di kamar kita (Mat 6:1-6), di Gereja dengan keluarga kita (Mat 21:13), atau di mana saja. Dengan doa kita dapat menguduskan saat-saat senggang kita, kita dapat berdoa ketika sedang berjalan-jalan di taman, mengendarai mobil atau naik bis dan mempersembahkan waktu luang kita itu kepada Tuhan.

Apakah Tuhan selalu menjawab doa-doa kita? Ya. Ada tiga bentuk jawaban doa - ya, tidak, dan tunggu. Tidak ada doa yang tidak dijawab dan tidak ada doa yang tidak didengarkan. St. Thomas Aquinas mengajarkan: "Tuhan tidak mengabulkan apa yang kita minta dalam doa jika permintaan kita itu tidak baik bagi keselamatan kita." Kita harus bertanya apa kehendak Tuhan bagi kita. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:31-33) “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Mat 16:26). Tuhan memenuhi kebutuhan kita, tetapi tidak keserakahan kita.

Bagaimana kita dapat berdoa dengan baik? Konsentrasi (Mat 6:7,8), Iman (Ibr 11:6), Kerendahan hati (Yak 4:6, lihat juga Mat 6:1-6, Lukas 18:9-14). Prioritas yang Benar (Luk 22:42), Devosi (Mat 15:8), Kesungguhan (Luk 22:43,44), Ketekunan (Luk 11:5-10 / Luk 18:1-8, Mat 24:13), dan dengan tidak jemu-jemu. Kita wajib berdoa sekurang-kurangnya 15 menit setiap hari. Di dunia ini kita mempersiapkan diri untuk tinggal bersama Tuhan selama-lamanya. Karena Tuhan adalah Pribadi yang paling penting dalam hidup kita, kita wajib berbicara kepada-Nya setiap hari. Setiap harinya kita menghabiskan lebih banyak waktu sekedar untuk makan, bersantai dan menikmati hiburan. Jiwa kita jauh lebih penting daripada tubuh kita. Dan Tuhan pastilah jauh lebih penting daripada siapa pun atau apa pun juga dalam hidup kita, jadi Ia layak mendapatkan prioritas utama. Berapa banyak kita harus berdoa? Kitab Suci mengatakan: - selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk 18:1, 1Tes 5:17, Ef 6:18 dan Kis 6:4).

Mengapa Tuhan menghendaki kita berdoa kepada Bunda Maria? Kita berdoa kepada Bunda Maria karena ia adalah Bunda Allah dan doa-doanya sangatlah besar kuasanya (Yoh 2:1-11). Ketika kita berdoa Salam Maria, kita menggabungkan penyembahan kepada Tuhan dan penghormatan kepada Bunda Maria. Kita menyatukan doa-doa kita kepada Tuhan dengan doa-doa Bunda Maria kepada Tuhan. Kita tidak menyembah Bunda Maria, kita hanya menyembah Tuhan saja. Ketika kita berdoa kepada Bunda Maria, kita menghormatinya sebagai Bunda Allah dan sebagai Bunda Rohani kita (Why 12:17, Yoh 19:26,27). Saat kita amat membutuhkan pertolongan, kita tidak saja berdoa sendiri kepada Tuhan secara langsung, tetapi kita juga meminta orang lain berdoa bagi kita dan bersama kita. Ketika kita berdoa Rosario, kita didukung oleh Bunda Maria, Bunda Allah yang Kudus, yang berdoa kepada Tuhan bagi kita dan bersama kita. Tuhan menghendaki kita menghormati Bunda Maria karena perannya yang istimewa dalam karya keselamatan Allah. Tuhan menghendaki Bunda Maria ambil bagian dalam penebusan umat manusia, sama seperti Hawa ambil bagian dalam jatuhnya umat manusia ke dalam dosa. Sama seperti seorang Bapa dipenuhi sukacita karena cinta dan penghormatan yang diberikan orang kepada anak-anaknya, demikian juga Allah Bapa dipenuhi sukacita dan menghendaki kita menghormati puteri-Nya, Maria, Bunda PuteraNya, Yesus.

Mengapa kita wajib berdoa Rosario? Karena doa Rosario telah didaraskan serta dianjurkan selama berabad-abad oleh para Paus dan santo/santa besar, dan juga karena pengaruhnya yang baik - sama seperti pohon yang baik menghasilkan buah yang baik (Mat 7:17). Juga, karena ke-15 Janji Bunda Maria bagi umat Kristiani yang berdoa Rosario dan karena Bunda Maria menampakkan diri di Lourdes dan di Fatima untuk meminta kita berdoa rosario. Rosario telah menyelamatkan serta mengubah ribuan jiwa, mengapa tidak menggunakannya untuk menyelamatkan jiwamu?

Bagaimana kita berdoa Rosario? Dengan merenungkan ke-15 misteri, dengan mendaraskan sepuluh Salam Maria pada manik-maniknya serta satu Bapa Kami dan Kemuliaan di setiap misteri.

Bagaimana kita merenungkan misteri-misteri Rosario? Kita merenungkan misteri-misteri rosario dengan menggunakan imajinasi kita untuk menghadirkan misteri yang sedang kita renungkan di hadapan kita. Kemudian sambil membayangkan imajinasi yang hadir di pikiran, kita mengucapkan doa Salam Maria. Sementara merenung, kita mengulang-ulang doa kita, sama seperti yang dilakukan Yesus (Mat 26:44). Dalam berdoa Rosario, pada dasarnya kita mengatakan, “Yesus dan Bunda Maria, aku mencintaimu” berulang-ulang kali. Sementara kita melakukannya, kita bertumbuh dalam cinta kepada Tuhan. Mengatakan, “Aku mencintaimu” tidak pernah basi. Jika kita sungguh-sungguh mencintai, pernyataan cinta seperti itu akan semakin memperdalam cinta kita.

Bagaimana kita dapat mulai berdoa Rosario setiap hari? Dengan mendoakan hanya satu misteri dengan sepuluh Salam Maria setiap hari, hingga kita merasa rindu untuk berdoa lebih banyak.

Oleh : P. Francis J. Peffley

Sumber : "Why Pray the Rosary" by Father Peffley; Father Peffley's Web Site; www.transporter.com/fatherpeffley

Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley.

Read more...

Devosi kepada Santa Perawan Maria: Salam Maria dan Rosario

Salam Maria

Kita mengatakan Bapa “kami” dalam doa Bapa Kami. Dengan mengatakan “kami”, kita menyatakan bahwa doa bukanlah suatu tindakan yang kita lakukan seorang diri. Kita berdoa bersama dengan yang lain.

Bersama siapakah kita berdoa? Kita berdoa bersama Yesus Kristus. Yesus tidak hanya mengajar kita bagaimana harus berdoa, tetapi Ia juga berdoa bersama kita serta mempersatukan doa-doa kita dengan doa-Nya sendiri. Oleh karena kita berdoa bersama Dia, doa-doa kita seringkali diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut: “dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah, Tuhan kita, yang hidup dan berkuasa untuk selama-lamanya.” Kita berdoa bersama Yesus Kristus.

Bapa “kami” berarti kita berdoa bersama yang lain juga; sebagai contoh, mereka semua yang telah dibaptis dalam nama Kristus. Doa Bapa Kami hendaknya senantiasa mengingatkan umat Kristiani akan persatuan mereka satu dengan yang lain, meskipun sayangnya, perbedaan-perbedaan masih memisahkan gereja-gereja Kristen. Kita, umat Kristen, percaya bahwa kita bersatu dalam doa; kita dapat berdoa bersama yang lain serta saling mendoakan satu sama lain. Doa merupakan sumber hidup yang mempersatukan kita semua.

Dalam Gereja Katolik, keyakinan bahwa kita bersatu dalam doa dengan yang lain diungkapkan dalam doa kepada Bunda Maria, Bunda Yesus, dan kepada para kudus. “Kita percaya akan persekutuan para kudus” yang berdoa bersama kita dan bagi kita, dalam persatuan dengan Yesus Kristus.

Doa yang indah bagi Bunda Maria dalam tradisi Katolik adalah doa Salam Maria. Bagian pertama dari doa tersebut berkembang dalam abad pertengahan ketika Maria, Bunda Yesus, menjadi perhatian umat Kristiani sebagai saksi terbesar atas hidup, wafat serta kebangkitan Kristus. Bagian awal doa merupakan salam Malaikat Gabriel di Nazaret, menurut Injil Lukas:

Salam Maria,
penuh rahmat,
Tuhan sertamu,

Dengan perkataan tersebut, malaikat Tuhan menyatakan belas kasih Ilahi. Tuhan akan menyertai Maria. Maria akan melahirkan Yesus Kristus ke dunia.

Bagian selanjutnya, adalah salam yang disampaikan kepada Maria oleh Elisabet, sepupunya, seperti ditulis dalam Injil St. Lukas:

terpujilah engkau di antara wanita,
dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus.

Dan akhirnya, pada abad ke-15, bagian doa selanjutnya ditambahkan:

Santa Maria, bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini
sekarang dan waktu kami mati.

Bagian doa tersebut memohon kepada Maria, yang penuh rahmat serta dekat dengan Putra-nya, untuk mendoakan kita orang berdosa, sekarang dan saat ajal menjelang. Bersama dengan murid kepada siapa Yesus mempercayakan ibunda-Nya di Kalvari dengan mengatakan “Inilah ibumu!”, kita mengakui Bunda Maria sebagai bunda kita. Bunda Maria akan senantiasa mendekatkan kita pada Kristus. Sejak dari permulaan Bunda Maria mengenal-Nya; ia menjadi saksi atas hidup, wafat dan kebangkitan Kristus; tidakkah Bunda Maria akan membantu kita untuk lebih mengenal Putra-nya dan misteri hidup-Nya? Kita mengandalkan belas kasih Bunda Maria kepada kita seperti yang ia lakukan bagi pasangan pengantin di Kana, di Galilea. Kita mempercayakan segala kebutuhan kita kepada Bunda Maria.

Pada akhir abad ke-16, kebiasaan mendaraskan 150 Salam Maria dalam suatu rangkaian doa atau perpuluhan menjadi populer di kalangan umat Kristiani. Dalam doa-doa tersebut, peristiwa-peristiwa hidup, wafat dan kebangkitan Yesus direnungkan. Praktek doa itu sekarang dikenal sebagai Doa Rosario.

Bunda Maria senantiasa menjadi teladan iman dan pelindung orang-orang Kristen yang percaya. Ketika Malaikat Gabriel datang kepadanya, ia percaya akan warta yang disampaikan malaikat dan tetap teguh pada imannya tanpa ragu sedikit pun meskipun harus melewati pencobaan gelap Kalvari. Bunda Maria mendampingi kita juga yang adalah saudara dan saudari Putra-nya, sepanjang ziarah kita di dunia yang penuh dengan kesulitan dan mara bahaya.

Selama berabad-abad telah banyak umat Kristiani mengakui bahwa Salam Maria dan Rosario merupakan sumber rahmat rohani. Doa rosario adalah doa yang sederhana sekaligus mendalam. Rosario dapat dilakukan siapa saja, pengulangan kata-katanya mendatangkan kedamaian bagi jiwa. Renungan akan kisah hidup Yesus dalam peristiwa-peristiwa gembira, cahaya, sedih, maupun mulia dimaksudkan agar diamalkan dalam hidup kita sendiri. Melalui peristiwa-peristiwa tersebut, kita berharap untuk “meneladani apa yang diteladankan dan memperoleh apa yang dijanjikan”.

Oleh : P. Victor Hoagland, C.P.

Sumber : “The Hail Mary and the Rosary” by Fr. Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1997-1999 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer

Diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.
Read more...

Translator

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Admin

Entri Populer

Blog Stats

FEEDJIT Live Traffic Feed

 

Followers


Firefox Some Rights Reserved